Site icon BintanPos.Com

Harga CPO di Bursa Malaysia Melemah, Dipicu Kekhawatiran Produksi Naik dan Permintaan Ekspor Lemah

Harga kontrak berjangka CPO atau minyak sawit mentah di Bursa Malaysia Derivatives ditutup melemah pada Rabu, 30 April 2025.

Pelemahan ini dipicu oleh kekhawatiran meningkatnya produksi dan permintaan ekspor yang masih lesu, yang dikhawatirkan dapat meningkatkan stok domestik, kata trader minyak sawit David Ng.

David menjelaskan bahwa pasar bersikap hati-hati karena pelaku pasar mengantisipasi adanya lonjakan produksi musiman dalam beberapa pekan mendatang. Kondisi tersebut berpotensi melampaui tingkat konsumsi, sehingga memberi tekanan tambahan pada harga.

“Permintaan masih lemah, terutama dari negara importir besar seperti India dan Tiongkok,” ujarnya. Para pembeli disebut enggan melakukan transaksi besar akibat pasokan minyak nabati global yang melimpah serta ketidakpastian harga.

Ia menambahkan, jika ekspor tidak menunjukkan perbaikan signifikan, maka peningkatan produksi akan menyebabkan lonjakan persediaan dalam negeri. Hal itu memperburuk tekanan pada harga CPO.

David Ng memperkirakan level support langsung berada di RM3.800 per ton dan resistance di RM4.100 per ton.

Pada penutupan perdagangan, kontrak Mei 2025 turun RM39 menjadi RM3.971 per ton. Kontrak Juni 2025 terkoreksi RM35 menjadi RM3.938 per ton, sementara kontrak Juli turun RM32 ke level RM3.911 per ton.

Untuk kontrak bulan berikutnya, Agustus 2025 turun RM30 menjadi RM3.905, September melemah RM26 ke RM3.902, dan Oktober kehilangan RM20 ke posisi RM3.904 per ton.

Sementara itu, volume perdagangan meningkat menjadi 64.943 lot dari 55.576 lot pada hari sebelumnya. Namun, minat terbuka (open interest) tercatat menurun menjadi 233.859 kontrak dari sebelumnya 234.571 kontrak.

Adapun harga fisik CPO untuk wilayah Selatan pada Mei 2025 juga ikut terkoreksi sebesar RM20 menjadi RM4.080 per ton.

— BERNAMA

Exit mobile version